Tujuh personel Polda Sulawesi Tengah mengikuti audisi band yang dilakukan Abdee Slank di Palu, Senin (26/3) , dan mendapatkan sambutan meriah dari penonton.
Polisi yang tergabung dalam grup band Brigadir ini menampilkan dua buah lagu hasil ciptaan sendiri.
Lagu pertama yang berjudul Pancasila di Dadaku dinyanyikan oleh Bripda Ardi, sedangkan lagu kedua berjudul Akhir Cinta dilantunkan oleh Briptu Faisah yang merupakan personel wanita satu-satunya.
Meski Kota Palu diguyur hujan saat lagu kedua dinyanyikan, para penonton yang berada di lapangan Rajawali 28 tetap antusias menyaksikan para polisi itu menyelesaikan aksi panggungnya.
Bripda Ardi sebelum beryanyi mengatakan, keikutsertaan grup Brigadir adalah sekaligus untuk lebih memperkenalkan polisi kepada masyarakat terutama kaum muda.
"Kita juga sama dengan peserta audisi yang lain, tidak ada perbedaan di antara kita," katanya.
Menurut dia, polisi juga memiliki rasa cinta dan seni yang dikemas dalam bentuk hiburan. "Jadi, tidak selalu akrab dengan kekerasan atau suatu pengamanan," katanya.
Dia mengaku hanya menyalurkan bakat bermusiknya agar terus berkembang. "Syukur-syukur bisa masuk dapur rekaman," katanya. Pada audisi saat itu terdapat tujuh grup band yang bersaing untuk diambil satu grup dan kemudian diorbitkan di Jakarta.
Abdee Slank mengatakan audisi grup band itu terbuka untuk siapa saja yang berumur 13 tahun hingga 21 tahun.
Audisi itu hanya berlaku untuk pemuda berbakat yang ada di Sulawesi Tengah. Hal ini dikarena Abdee Slank berasal dari Donggala, kabupaten tertua di Sulawesi Tengah.
Musisi bernama lengkap Abdi Negara ini mengaku telah berburu bakat musisi muda di kampung halamannya sejak akhir 2011.
Para peserta audisi sebelumnya mengirim contoh rekaman dalam kepingan CD dan selanjutnya diseleksi Abdee di Jakarta di sela-sela kesibukannya bersama grup Slank.
Perburuan Abdee itu disahuti oleh puluhan grup band, namun yang berhak mengikuti audisi setelah melalui seleksi hanya belasan grup saja.
Pria yang lahir di 28 Juni 1968 ini yakin ada salah satu grup band asal Sulawesi Tengah yang berhak dan layak rekaman di Jakarta. "Segala fasilitas dan akomodasi di Jakarta kami tanggung," kata Abdee didampingi Erick Tamalagi yang juga dewan juri audisi.
Polisi yang tergabung dalam grup band Brigadir ini menampilkan dua buah lagu hasil ciptaan sendiri.
Lagu pertama yang berjudul Pancasila di Dadaku dinyanyikan oleh Bripda Ardi, sedangkan lagu kedua berjudul Akhir Cinta dilantunkan oleh Briptu Faisah yang merupakan personel wanita satu-satunya.
Meski Kota Palu diguyur hujan saat lagu kedua dinyanyikan, para penonton yang berada di lapangan Rajawali 28 tetap antusias menyaksikan para polisi itu menyelesaikan aksi panggungnya.
Bripda Ardi sebelum beryanyi mengatakan, keikutsertaan grup Brigadir adalah sekaligus untuk lebih memperkenalkan polisi kepada masyarakat terutama kaum muda.
"Kita juga sama dengan peserta audisi yang lain, tidak ada perbedaan di antara kita," katanya.
Menurut dia, polisi juga memiliki rasa cinta dan seni yang dikemas dalam bentuk hiburan. "Jadi, tidak selalu akrab dengan kekerasan atau suatu pengamanan," katanya.
Dia mengaku hanya menyalurkan bakat bermusiknya agar terus berkembang. "Syukur-syukur bisa masuk dapur rekaman," katanya. Pada audisi saat itu terdapat tujuh grup band yang bersaing untuk diambil satu grup dan kemudian diorbitkan di Jakarta.
Abdee Slank mengatakan audisi grup band itu terbuka untuk siapa saja yang berumur 13 tahun hingga 21 tahun.
Audisi itu hanya berlaku untuk pemuda berbakat yang ada di Sulawesi Tengah. Hal ini dikarena Abdee Slank berasal dari Donggala, kabupaten tertua di Sulawesi Tengah.
Musisi bernama lengkap Abdi Negara ini mengaku telah berburu bakat musisi muda di kampung halamannya sejak akhir 2011.
Para peserta audisi sebelumnya mengirim contoh rekaman dalam kepingan CD dan selanjutnya diseleksi Abdee di Jakarta di sela-sela kesibukannya bersama grup Slank.
Perburuan Abdee itu disahuti oleh puluhan grup band, namun yang berhak mengikuti audisi setelah melalui seleksi hanya belasan grup saja.
Pria yang lahir di 28 Juni 1968 ini yakin ada salah satu grup band asal Sulawesi Tengah yang berhak dan layak rekaman di Jakarta. "Segala fasilitas dan akomodasi di Jakarta kami tanggung," kata Abdee didampingi Erick Tamalagi yang juga dewan juri audisi.