Musik Sebagai Media Pendidikan

Kini setiap tanggal 21 Juni diperingati sebagai hari musik dunia. Musik menawarkan keindahan dan kenikmatan. Musik itu luwes. Bisa hadir di mana saja dan kapan saja. Oleh siapa saja. Saat susah, senang, bahkan dalam suasana sakral (religius) sekalipun. Umumnya musik hanya dijadikan sebagai hiburan belaka. Namun bagi sebagian orang musik bisa jadi nafas hidupnya, ataupun alat propaganda untuk menyampaikan sesuatu atau misi tertentu.

Bahwa Islam tidak menolak dunia sastra dan seni pada umumnya sebagaimana dipahami dari al-Qur'an secara tekstual. Islam hanya mempertimbangkan –dan karena itu bisa menolak metode yang digunakan– yaitu metode yang tidak punya pijakan alias hanya impian, khayalan, dan fantasi seseorang. Islam menghendaki agar manusia mampu dan sanggup menghadapi kenyataan. Bukan untuk mengingkarinya kemudian lari menuju alam khayali.

Dengan kata lain, Islam hendak mencuatkan semangat Islam (al-ruh al-islamiy), dan melalui komitmen inilah kemudian diciptakan sebuah seni, selaras dengan kehidupan nyata. Melalui al-Qur'an, Allah telah seringkali mengajak hati, akal dan perasaan manusia untuk melihat dan menghayati keindahan ciptaan-Nya dengan ungkapan-ungkapan menyentuh, dimana ungkapan-ungkapan tersebut dapat dijadikan sumber inspirasi bagi penciptaan sastra dan seni.

Teladan Sunan Kalijaga

Sosok Sunan Kalijaga sangat terkenal di Indonesia dan terutama di kalangan masyarakat santri. Sebagaimana dikisahkan, Sunan Kalijaga menjadi sosok yang dikenal sukses memadukan Islam dengan seni secara sempurna. Menggunakan seni dan budaya sebagai media dakwah karena beliau paham betul karakter masyarakat yang senang dengan keindahan dan citarasa seni. Misalnya menciptakan lagu-lagu Jawa bernuansa Islami, pertunjukan wayang yang diadaptasi ke dalam Islam, dan menyelenggarakan peringatan sekaten.

Kondisi masyarakat di era sekarang ini sangatlah beragam. Dengan adanya kemajuan teknologi dan datangnya budaya-budaya asing, kita pun tak mampu menghalanginya. Masyarakat bebas memilih apa yang disukainya, termasuk musik. Namun jika tak memiliki filter apalah jadinya kita jika yang masuk itu adalah budaya negatif.

Melihat kondisi seperti itu, maka perlu para da’i melakukan inovasi dalam berdakwah dengan membuat kreasi-kreasi baru sebagaimana Sunan Kalijaga telah mencontohkannya. Seorang da’i yang dimaksud di sini tidak hanya penceramah di podium saja, melainkan siapa saja yang memiliki niat untuk menyebarkan nilai-nilai Islam, bisa ilmuwan, penulis, sastrawan, pelawak, seniman, dan musisi. Akan lebih baik jika merupakan gabungan dari semuanya (multi talent). Wallaahu a’lam.

Sumber